Suzuki Harus Banyak Belajar Dari Honda, Kenapa?

Assalamu'alaikum Sobat ZMB, sebelumnya zmb mengucapkan selamat iedul adha untuk umat muslim, Mohon maaf lahir dan batin. Dimalam ini zmb sedang menikmati sebatang rokok sambil asyik melihat  tetangga yang sedang bakar sate, tiba tiba zmb terbesit dengan motor zmb yang ditinggal di kampung halaman, yakni Suzuki Thunder 125 tahun 2008 yang masih jagjag waringkas dan spin 125 tahun 2005 yang sudah ZMB jual.

Lantas apa hubungannya suzuki Thunder 125 dengan Honda?

Begini sobat ZMB, Suzuki thunder dari awal perkenalannya merupakan motor yang bisa dibilang cukup sukses untuk menggaet pangsa pasar otomotif roda dua di tanah air, dengan banyaknya penjualan suzuki Thunder dikala itu bukan hal yang aneh lagi dapat dipastikan terbentuklah komunitas maupun club Suzuki Thunder. Apa hubungannya dengan suzuki harus belajar terhadap honda? sebelum ZMB bahas, mari kita telaah kembali motor matic suzuki yang sempat tenar juga, antara lain Suzuki Skywave, Skydrive, Hayate dan Suzuki Spin 125.

Dari jenis motor suzuki yang zmb sebutkan bisa dikatakan sudah tidak diproduksi dan tidak dijual lagi di Indonesia, ini menurut zmb sendiri sangat merugikan Suzuki sendiri. karena dengan menyuntik mati produk mereka, semakin berkuranglah line up mereka, dan pilihan  konsumen akan sedikit.

Kemudian Suzuki berusaha bangkit dengan menetaskan produk baru mereka yakni suzuki Shooter dan Satria F115 a.k.a Young start, sayang sungguh sayang nama satria yang sudah lama di bangun dan dibesarkan itu di coret dengan downgrade cc yang malah mengecil, yakni 115. Banyak orang berkata apalah arti sebuah nama, namun menurut zmb nama itu ialah brand.

Kembali kepembahasan kita, kenapa suzuki harus belajar terhadap honda, karena honda sebisa mungkin mengunakan nama yang sama untuk setiap produk mereka, yang mengimbaskan kepada konsumen militan mereka ya kalo mau beli motor itu supra, karena supra dari pertama keluar sampai sekarang berubah ubah bentuk namanya tetap supra, dan yang terakhir ialah supra GTR.

Singkat saja sobat zmb, kita sampai sekarang masih bisa lihat club / komunitas Supra tetap berkibar dan tidak sedikit pemilik Supra GTR juga pemlik honda Supra 100cc sebelumnya, Bukankah honda di untungkan?Ya, sangat di untungkan karena konsumen mereka tetap membeli produk mereka.

Ketika owner supra merasa bosan dengan tunggangan mereka dan mereka sudah cinta terhadap komunitas/club mereka, maka sudah dapat dipastikan mereka membeli kembali motor supra, karena honda mengeluarkan motor baru tetap dengan nama yang sama yankni supra, dari 100cc, 125cc, hingga 150cc dari supra, supra x,supra xx, supra v, supra 125, supra 125fi hingga supra GTR 150.

Coba kita lihat nasib Suzuki Thunder, ketika sang owner yang sudah mulai bosan dengan tunggangan mereka yang sudah terikat dengan club / komunitas mereka, mereka mau tidak mau meninggalkan suzuki thunder yang entah memang sudah bosan atau hal lainnya, mereka tidak sedikit pindah ke merk lain yang mempunyai tampang lebih modern dan cc yang lebih besar. Kesimpulan yang bisa zmb tarik ialah, klub klub suzuki yang motornya disuntik mati dan tidak ada penyegaran sudah dapat dipastikan tidak akan mempunyai Regenerasi klub / komunitas mereka seperti Thunder 125, Hayate 125, Skywave, Skydrive, Spin dan lainnya. Komunitas / Club sadar tidak sadar bisa menjadi media promosi bagi produsen kendaraan tersebut, karena tidak sedikit club / komunitas selalu membawa nama embel merk dagang tersebut. Mungkin ini sedikit opini dari ZMB yang bisa dishare ke sobat ZMB, jika sobat ZMB merasa setuju dengan opini zmb, silakan temen temen share artikel ini agar sampai ke petinggi Suzuki Indonesia. 

Semoga Bermanfaat.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb